Jurnal
Praktikum Kosmetika
I.
Judul Praktikum
Sediaan
Krim Kulit ( massage cream)
II.
Tujuan Pemakaian
·
Massage cream bertujuan
untuk mencegah pembentukan sel-sel kulit mati secara berlebihan.
·
Menjaga
sirkulasi darah pada epidermal tetap dalam kondisi baik
(Harry’s Cosmeticology 6th
edition , page 61)
I.
Formula
I.
Matriks
I.
Bentuk Sediaan Dasar
· Bentuk : Krim W/O
· Definisi : Bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlanjut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. ( FI IV hal.6)
· Persyartan umum : Kandungan minyak lebih banyak
dibanding air, mudah dioleskan pada kulit, meningkatkan penetrasi, tidak mengiritasi
kulit. ( FI IV hal.16)
I.
Bentuk Sediaan Terpilih
· Bentuk : Massage cream W/O
· Definis : Massage cream adalah sediaan
setengah padat yang berfungsi melembutkan.
Ditujukan untuk memperbaiki kulit
yang rusak dan meninggalkan minyak dipermukaan kulit
dalam waktu yang agak
lama, biasanya berbentuk krim A/M.
· Persyaratan umum: Kandungan minyak lebih banyak
dibanding air, mudah dioleskan pada kulit, meningkatkan penetrasi, tidak
mengiritasi kulit. ( FI IV hal.16).
I.
Susunan Formula
I.
Rancangan Cara
Pembuatan
1. Timbang
Vaselin album 7,2 g, Cera alba 10,8 g, Lanolin 1,8 g, Nipagin 0,135 g, Nipasol 0,27 g, BHT
0,054 g, SLS 1,35 g, diatas perkamen. Timbang Mineral oil 27 g, Olive oil 7,2 g diatas
cawan porselin. Ukur water 25 ml dan 4 ml dengan gelas ukur, pindahkan
ke beaker glass
2. Panaskan
& lelehkan Vaselin album, Cera alba, Lanolin, Mineral oil dalam cawan
porselin pada suhu70 ͦ C.
3. Setelah
leleh tambahkan Olive oil , Nipagin, Nipasol dan BHT aduk hingga tercampur dan jaga suhu tetap
70 ͦ C.
4.
Panaskan
10 ml air pada suhu 75
ͦ C, tambahkan SLS
5. Buat mortir panas
6.
Campurkan
campuran fase minyak dan fase air dalam mortir panas aduk kuat ad homogen dan
membentuk massa cream
7. Setelah
terbentuk massa cream dinginkan
8. Tambahkan
parfum aduk ad homegen
9. Tara
pot cream, timbang massa cream 30 g, tutup rapat, beri etiket, dan masukan dos.
I.
Spesifikasi sediaan
akhir
·
Organoleptis :
·
Bentuk : Krim
·
Warna : Putih
·
Bau :
Tidak berbau
·
pH : 5.5 – 6,5
·
Homogenitas :
Homogen
·
Iritasi : Tidak mengiritasi
·
Tipe Emulsi : Krim W/O
·
Ukuran partikel : ≤ 100 µm
·
Daya sebar : Mudah tersebar
·
Sifat tercucikan air : Tidak mudah tercucikan.
Rancangan evaluasi
1. Pemeriksaan
organoleptis
Meliputi penampilan,
warna dan bau. Pemeriksaanhomogenitas dan pemeriksaan pH sediaan sesuai cara
yang dilakukan.(Carter, 1975).
2. Uji
pH
Ambil 1 gram sediaan
hasil modifikasi dan dilarutkan dalam 100 ml air suling dalam beaker glass.
Kemudian celupkan elektroda yang sudah di kalibrasi. Amati angka yang ditunjuk
pada PH meter. (Rowlins, 2003) , (Sitompul 2010).
3. Homogenitas
Sejumlah tertentu
sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lainnya yang cocok. Sediaan harus menunjukkan
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar. (Dirjen POM 1979)
- Usapkan sediaan pada objek glass,
amati homogen atau tidak. (Buku Petunjuk Praktikum Sediaan Liquid dan
semisolida, UKWMS, 2012)
4. Pemeriksaan
stabilitas terhadap suhu (Jellinek, 1970; Martin 1993)
Dilakukan pada 2
kondisi. Untuk suhu di bawah 0°C sebanyak 20 gram krim dimasukan ke dalamwadah
krim kemudian diletakkan dalam lemari es dengan temperatur -4°C, dibiarkan
selama 24 jam lalu dikeluarkan. Setelah itu diamati apakah terjadi pemisahaan
atau tidak.Untuk suhu kamar dibiarkan selama 2-3 bulan pada suhu kamar,
kemudian diamatiterjadinya pemisahan.
5.
Kemudahan tercucikan air
Dilakukan dengan cara
1gram krim, dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah
volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan
perlahan-lahan, amati secara visual ada atau tidaknya krim yang tersisa pada
telapak tangan, dicatat volume air yang terpakai. (Jellinek, 1970)
Kriteria
Sangat tercucikan air :
++++
Cukup tercucikan air : +++
Tercucikan air : ++
Tidak tercucikan air : +
6. Uji
konsistensi (daya lekat)
Sebanyak 0,3 gram krim dioleskan
tipis diatas gelas objek yang telah diketahui luasnya. Gelas objek diletakkan
yang lain diatas krim tersebut, kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5
menit. Dipasang gelas objek pada alat tes. Kemudian dilepaskan beban seberat 80
gram dan dicatat waktunya hingga kedua gelas objek ini terlepas. Dilakukan
pengujian formula krim dengan masing-masing 3 kali replikasi. (Adiwibowa, S . R , 2012).
7. Daya
sebar
Sebanyak 0,5 gram krim
hasil formulasi ditimbang dan diletakkan dengan hati-hati diatas kertas grafik
yang dilapisi kaca arloji dan diberi beban 150 gram dan diberikan selama 60
detik dan dihitung pertambahan luasnya. (Voight, R , 1995).
8. Uji
iritasi
Sejumlah sediaan
dioleskan dibelakang telinga 12 orang sukarelawan dan dibiarkan selama 24 jam,
dilihat perubahan yang terjadi berupa eritema, papula, vesikula dan edema.
(Ditjen POM,1985) , (Lubis et all, 2012).
9. Penentuan Tipe Emulsi Sediaan
Sejumlah sediaan
diletakkan di atas objek glass, ditambahkan 1 tetes metil biru, diaduk dengan
batang pengaduk. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tipe m/a,
tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tipe a/m (Ditjen POM,
1985).
10. Pengukuran
distribusi ukuran partikel (Lachman, dkk,1994)
Dilakukan
dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler. Caranya
adalah sebagai berikut : ditimbang 0,1 gram krim kemudian diencerkan dengan air
suling sampai 1 ml diambil sedikit hasil pengenceran tersebut dan diteteskan
pada kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel.
I.
Rancangan kemasan